Sobat, Setiap orang pastinya punya ekspresi marah. Namun, tidak semua orang bisa mengungkapkan kemarahannya. Malah ada yang lebih suka memendam emosi sehingga kemarahan terpaksa disimpan dalam dada. Sebaliknya, sebagian orang sangat gemar meluapkan kemarahannya ketika perasaannya tersinggung. Dia tidak bisa mengatur emosi pada orang yang membuatnya naik darah.
Marah adalah ekspresi yang wajar. Namun, kalau kemarahan harus selalu dipendam dalam hati, maka akan mempengaruhi masalah emosional dan fisiologis. Di balik sikap tenang, akan tersimpan rasa dendam. Efeknya bisa menimbulkan stres hingga depresi akut. Jangan marah!" begitu sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwayat kan Imam Bukhari. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang bisa saja marah. Marah adalah sesuatu yang manusiawi. Lalu apa makna hadis Nabi SAW itu? Ibnu Hajar dalam Fathul Bani menjelaskan makna hadis itu: "AlKhath thabi berkata, "Arti perkataan Rasu lullah SAW 'jangan marah' adalah menjauhi sebab-sebab marah dan hendaknya menjauhi sesuatu yang meng arah kepadanya." Menurut 'Al-Khaththabi, marah itu tidaklah terlarang, karena itu adalah tabiat yang tak akan hilang dalam diri manusia.
Kalau terlalu mudah mengekspresikan kemarahan juga tidak baik. Orang lain menjadi enggan mendekat. Komunikasi pun sebatas pada hal yang disukainya agar tidak marah. Meski bisa membuat hati lega, terlalu sering mengekspresikan marah juga membuat masalah tekanan darah dan hubungan sosial.
Jalan yang terbaik adalah mengendalikan kemarahan. Ada kalanya kemarahan perlu diluapkan, ada waktunya juga untuk dijaga. Sebenarnya, kemarahan pun bisa ditunjukkan dengan cara-cara yang lebih halus. Dikutip dari sidomi.com via Times of India, berikut ada beberapa cara mengekspresikan kemarahan tanpa perlu sikap agresif:
- Jika sedang marah, cobalah menempatkan diri pada orang yang telah membuat kesalahan pada Anda. Evaluasi kesalahannya dan buatlah keputusan yang sifatnya memperbaiki kesalahan itu. Bisa jadi, kesalahan yang dibuatnya pada Anda nerangkat dari kehilafan yang tidak disengaja.
- Ada baiknya dengarkan dan evaluasi semua alasan dari orang yang membuat Anda marah, sebelum kemarahan itu Anda luapkan.
- Saat marah, Anda bisa meninggalkan tempat sejenak dan lakukan relaksasi agar bisa berpikir jernih. Baik pula jika Anda menguasai teknik-teknik relaksasi untuk membantu pikiran tidak mudah marah.
- Bersikaplah tegas dan hindari sikap agresif. Anda ungkapkan keinginan Anda, tapi tetaplah memakai kata yang tidak kasar agar tujuan yang Anda inginkan bisa dipahami oleh lawan bicara.
- Hindari berteriak, mengangkat tangan, atau menjerit. Gunakan pilihan kata yang tidak bernada melecehkan lawan bicara.
- Jangan sampai hilang kendali. Semua yang diucapkan harus dalam kendali kesadaran. Sebab, jika Anda lepas kendali, bisa jadi Anda akan menyesali telah bersikap sesuatu yang salah kepada lawan bicara
- Pertama, jangan marah, kecuali karena Allah SWT. Menurut Syekh Sayyid Nada, marah karena Allah merupakan sesuatu yang disukai dan mendapatkan amal. Misalnya, marah ketika menyaksikan perbuatan haram merajalela. Seorang Muslim yang marah karena hukum Allah diabaikan merupakan contoh marah karena Allah."Seorang Muslim hendaknya menjauhi kemarahan karena urusan dunia yang tak mendatangkan pahala," tutur Syekh Sayyid Nada. Rasulullah SAW, kata dia, tak pernah marah karena dirinya, tapi marah karena Allah SWT. Nabi SAW pun tak pernah dendam, kecuali karena Allah SWT.
- Kedua, berlemah lembut dan tak marah karena urusan dunia. Syekh Sayyid Nada mengungkapkan, sesungguhnya semua kemarahan itu buruk, kecuali karena Allah SWT. Ia mengingatkan, kemarahan kerap berujung dengan pertikaian dan perselisihan yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam dosa besar dan bisa pula memutuskan silaturahim.
- Ketiga, mengingat keagungan dan kekuasaan Allah SWT. "Ingatlah kekuasaan, perlindungan, keagungan, dan keperkasaan Sang Khalik ketika sedang marah," ungkap Syekh Sayyid Nada. Menurut dia, ketika mengingat kebesaran Allah SWT, maka kemarahan akan bisa diredam. Bahkan, mungkin tak jadi marah sama sekali. Sesungguhnya, papar Syekh Sayyid Nada, itulah adab paling bermanfaat yang dapat menolong seseorang untuk berlaku santun (sabar).
- Keempat, menahan dan meredam amarah jika telah muncul. Syekh Sayyid Nada mengungkapkan, Allah SWT menyukai seseorang yang dapat menahan dan meredam amarahnya yang telah muncul. Allah SWT berfirman, " … dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memberi maaf orang lain, dan Allah menci
- Menurut Ibnu Hajar dalam Fathul Bahri, ketika kemarahan tengah me muncak, hendaknya segera menahan dan meredamnya untuk tindakan keji. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang dapat menahan amarahnya, sementara ia dapat meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan segenap mahluk. Setelah itu, Allah menyuruhnya memilih bidadari surga dan menikahkannya dengan siapa yang ia kehendaki." (HR Ahmad).
- Kelima, berlindung kepada Allah ketika marah. Nabi SAW bersabda, "Jika seseorang yang marah mengucapkan; 'A'uudzu billah (aku berlindung kepada Allah SWT, niscaya akan reda kemarahannya." (HR Ibu 'Adi dalam al-Kaamil.)
- Keenam, diam. Rasulullah SAW bersabda, "Ajarilah, permudahlah, dan jangan menyusahkan. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam." (HR Ahmad). Terkadang orang yang sedang marah mengatakan sesuatu yang dapat merusak agamanya, menyalakan api perselisihan dan menambah kedengkian.
- Ketujuh, mengubah posisi ketika marah. Mengubah posisi ketika marah merupakan petunjuk dan perintah Nabi SAW. Nabi SAW bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian marah ketika berdiri, maka hendaklah ia duduk. Apabila marahnya tidak hilang juga, maka hendaklah ia berbaring." (HR Ahmad).
- Kedelapan, berwudhu atau mandi. Menurut Syekh Sayyid Nada, marah adalah api setan yang dapat mengakibatkan mendidihnya darah dan terbakarnya urat syaraf. "Maka dari itu, wudhu, mandi atau semisalnya, apalagi mengunakan air dingin dapat menghilangkan amarah serta gejolak darah," tuturnya, Kesembilan, memeberi maaf dan bersabar. Orang yang marah sudah selayaknya memberikan ampunan kepada orang yang membuatnya marah. Allah SWT memuji para hamba-Nya "... dan jika mereka marah mereka memberi maaf." (QS Asy-Syuura:37).
Sesungguhnya Nabi SAW adalah orang yang paling lembut, santun, dan pemaaf kepada orang yang bersalah. "... dan ia tak membalas kejahatan dengan kejahatan, namun ia memaafkan dan memberikan ampunan... " begitu sifat Rasulullah SAW yang tertuang dalam Taurat, kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa AS.(sidomi/times of india/republika/al-hadits)