Optimalisasi Hidup Melalui Asmaul Husna - Allah menunjukkan “keberadaan” dan “kedudukan”-Nya melalui sifat-sifat-Nya itu. Tidak disangsikan lagi, dorongan, kekuatan, adanya tempat untuk mengadu, jaminan, dukungan, dan karakter-karakter Allah yang mulia sangat diperlukan sebagai landasan sikap dan mental bagi sukesnya perjuangan setiap insan, baik secara individu, organisasi, maupun masyarakat dan bangsa. Dengan demikian, berlandaskan asmaul husna ini, minimal ada 5 (lima) hal yang dapat dilakukan: 1) Mengenal Allah lebih dekat lagi melalui nama dan sifat-sifat-Nya; 2) Memohon segala kebutuhan; 3) Mengadukan semua kesedihan dan keluh kesah kehidupan; 4) Meminta perlindungan dari segala kekhawatiran dan bahaya; 5) Belajar untuk berakhlak mulia dan meneladani-Nya, serta berkarakter terpuji.
1. Mengenal Allah lebih dekat lagi melalui nama dan sifat –sifat-Nya.
Allah secara kasat mata tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba. Jalan satu-satunya untuk mengenal Allah adalah dengan cara diberi tahu oleh Allah siapa Dia. Allah memperkenalkan siapa dirinya melalui asmā`-Nya dan melalui serangkaian informasi yang diwahyukan kepada Rasul-Nya. Allah SWT memperkenalkan diri-Nya melalui seluruh ciptaan dan makhluk-Nya, yang harus ditafakkuri dan ditadabburi oleh sang makhluk.
Perhatikan firman Allah dalam QS. Thāhā [20]:
“Dialah Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Dia mempunyai asmaul husna(nama-nama yang baik).
2. Memohon
Dengan Doa asmaul husna manusia dapat memohonkan segala kebutuhan kepada Allah karena dia adalah Al-Samī dan Al-Bashīr, Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat segala kebutuhan hamba-Nya.
Firman-Nya dalam QS. Al-Arāf [7]: 180:
“Allah memiliki asmaul husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan (menyebut) nama-nama yang baik itu…”
3. Mengadukan
Seorang hamba dapat mengadukan segala keluh kesah dan penderitaan karena Dia begitu lembut dengan sifatnya yang Al-Lathīf . Dia bersedia mendengarkan keluh kesah kita karena Dia lah a very good listener, Al-Samī (Yang Maha Mendengar).
Allah berfirman dalam QS. Al-Isrā [17]: 110:
Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama yang terbaik)….”.
4. Meminta perlindungan dari segala kekhawatiran dan bahaya
Di atas itu, Dia juga Tuhan yang mampu memberikan perlindungan penuh (full protection) atas segala bahaya dan kezaliman hamba hamba-Nya yang jahat, karena Dia lah Allah Al-Qowiyy, Tuhan yang Maha Kuat, Al-MatīnAl-Azīz Tuhan Yang Maha Perkasa dan Al-Qahhār Tuhan yang mampu memaksakan kehendaknya. Dia juga Dzat yang sangat senang menolong hamba-Nya karena Dia lah Allah Al-Waliyy (yang Maha Melindungi). Tuhan Yang Maha Kokoh,
Firman Allah dalam QS. Al-Hasyr [59]: 24:
“Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di Bumi dan Dia lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
5. Belajar dan meneladani
Tingkat tertinggi yang mampu dicapai oleh seorang hamba terhadap Allah melalui asmaul husna adalah belajar dari sifat-sifat-Nya yang mulia dan berakhlak mulia serta meneladani karakter-Nya yang terpuji. Diharapkan dari proses belajar ini manusia akan sadar bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa di hadapan Tuhannya Al-Khāliq (Yang Maha Pencipta), Al-Bāri (yang Maha Mengadakan dari tidak ada) dan Al-Mushawwir (yang Maha Membentuk reka). Semua insan harus berlaku adil karena Tuhannya Yang Maha Adil (Al- Adl). Manusia tidak boleh cepat marah dan naik pitam karena Tuhannya Yang Maha Sabar (Al-Shabūr). Manusia juga harus berlaku lembut kepada sesama karena Tuhan Yang Maha Lembut (al-Lathīf).
1. Mengenal Allah lebih dekat lagi melalui nama dan sifat –sifat-Nya.
Allah secara kasat mata tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba. Jalan satu-satunya untuk mengenal Allah adalah dengan cara diberi tahu oleh Allah siapa Dia. Allah memperkenalkan siapa dirinya melalui asmā`-Nya dan melalui serangkaian informasi yang diwahyukan kepada Rasul-Nya. Allah SWT memperkenalkan diri-Nya melalui seluruh ciptaan dan makhluk-Nya, yang harus ditafakkuri dan ditadabburi oleh sang makhluk.
Perhatikan firman Allah dalam QS. Thāhā [20]:
“Dialah Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Dia mempunyai asmaul husna(nama-nama yang baik).
2. Memohon
Dengan Doa asmaul husna manusia dapat memohonkan segala kebutuhan kepada Allah karena dia adalah Al-Samī dan Al-Bashīr, Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat segala kebutuhan hamba-Nya.
Firman-Nya dalam QS. Al-Arāf [7]: 180:
“Allah memiliki asmaul husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan (menyebut) nama-nama yang baik itu…”
3. Mengadukan
Seorang hamba dapat mengadukan segala keluh kesah dan penderitaan karena Dia begitu lembut dengan sifatnya yang Al-Lathīf . Dia bersedia mendengarkan keluh kesah kita karena Dia lah a very good listener, Al-Samī (Yang Maha Mendengar).
Allah berfirman dalam QS. Al-Isrā [17]: 110:
Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama yang terbaik)….”.
4. Meminta perlindungan dari segala kekhawatiran dan bahaya
Di atas itu, Dia juga Tuhan yang mampu memberikan perlindungan penuh (full protection) atas segala bahaya dan kezaliman hamba hamba-Nya yang jahat, karena Dia lah Allah Al-Qowiyy, Tuhan yang Maha Kuat, Al-MatīnAl-Azīz Tuhan Yang Maha Perkasa dan Al-Qahhār Tuhan yang mampu memaksakan kehendaknya. Dia juga Dzat yang sangat senang menolong hamba-Nya karena Dia lah Allah Al-Waliyy (yang Maha Melindungi). Tuhan Yang Maha Kokoh,
Firman Allah dalam QS. Al-Hasyr [59]: 24:
“Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di Bumi dan Dia lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
5. Belajar dan meneladani
Tingkat tertinggi yang mampu dicapai oleh seorang hamba terhadap Allah melalui asmaul husna adalah belajar dari sifat-sifat-Nya yang mulia dan berakhlak mulia serta meneladani karakter-Nya yang terpuji. Diharapkan dari proses belajar ini manusia akan sadar bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa di hadapan Tuhannya Al-Khāliq (Yang Maha Pencipta), Al-Bāri (yang Maha Mengadakan dari tidak ada) dan Al-Mushawwir (yang Maha Membentuk reka). Semua insan harus berlaku adil karena Tuhannya Yang Maha Adil (Al- Adl). Manusia tidak boleh cepat marah dan naik pitam karena Tuhannya Yang Maha Sabar (Al-Shabūr). Manusia juga harus berlaku lembut kepada sesama karena Tuhan Yang Maha Lembut (al-Lathīf).